Sabtu, 09 Agustus 2008

Warung Pojok "Si MANg PUL"

Warung ini belumlah lama berdiri, tepatnya pertengahan Juni 2008. Mang Pul adalah pemilik warung pojok ini, walau sebetulnya bukanlah keinginan dari hatinya untuk membuka usaha warung pojok. Akan tetapi apa mau dikata, karena terimbas pengurangan pegawai di perusahaan tempat mang Pul dulu bekerja. Mau tak mau untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari akhirnya diputuskan mang Pul untuk membuka usaha warung pojok ini.

Warung pojok ini tidaklah terlalu besar, berukuran sekitar 17 m2. Maklum dana yang ia dapat merupakan hasil hutang sana sini pada kerabatnya. Pada akhirnya berdirilah warung pojok ini dan ia beri nama "WARUNG POJOK SI MANG PUL":

Hari-hari pertama setelah warung ini dibuka, memang masih terlihat begitu sepi. Warga sekitar belum banyak yang mengetahui keberadaan warung ini, soalnya selain kurangnya ilmu pemasaran dan promosi, warung ini memang terletak agak di pojok. Orangpun tak akan tahu apabila ada warung disitu.

Rasa harap-harap cemas selalu menghantui mang Pul akan perkembangan warungnya yang baru. Bagaimana tidak, inilah salah satu cara untuk bisa melangsungkan hidup bagi anak-anak Mang Pul yamg berjumlah selusin.....ya selusin. Sebenernya ia berharap anaknya kelak membentuk club sepakbola, wong jumlahnya saja lebih dari cukup, 12 belas. Tidak tanggung-tanggung kesemuanya adalah laki-laki. Gara-gara kepingin sekali mempunyai anak perempuan, akhirnya keterusan sampe 12 orang. Nasib-nasib, banyak anak banyak rejeki kata mang Pul.

Berhubung istri mang Pul tidak lagi mempunyai waktu untuk membantu di warung, mang Pul bekerjasama dengan Mpok Pea, tetangganya yang kebetulan punya keahlian mencampur bahan dan bumbu sehingga jadilah beberapa menu utama di warung itu. Walau si Mpok cukup cerewet, tetapi mang Pul tetap berusaha sabar karena cuma si Mpok yang diandalkan untuk bisa mensukseskan warung pojoknya.

Sebulan........., dua bulan........tak terasa waktu cepat berlalu. Keberadaan warung pojok mulai terendus warga sekitar. Bukan cuma itu, kalangan pekerjapun akhirnya mulai melirik untuk bisa makan siang di warung itu. Ada kang Beben asal sunda, ada uda Anand asal padang, ada kang Yuyus asal kota kembang, ada bang Soni asal medan, ada juga bu Lyli asal kota musi, ada cak Eko dari jawa dan juga Mang Leman dari palembang. mereka pada umumnya pekerja dan pengusaha. Oh my God tidak tanggung-tanggung pengusahapun mampir ke warungnya mang Pul. Tak lain dan tak bukan karena menu andalan si warunglah yang membuat mereka jadi tertarik untuk nangkring di warung berukuran mini itu. Menu "Betok Goreng nan Crispy", hasil racikan dari Mpok Pea menjadi menu yang paling digemari pelanggan ditambah lalap, nasi putih mengepul dan sambal terasi. Slrrupppp.....tenggorokan mana yang tak tergoda. Belum juga masuk warung, liurpun sudah menetes membasahi kemeja kerja mereka.

Walau tak semua pelanggan mang Pul datang secara bersamaan, namun terlihat jelas usaha yang ia jalankan mulai berkembang. Ditambah lagi suasana warung yang cukup asri, pelanggan dimanjakan dengan alunan musik, lukisan-lukisan didinding, juga layanan yang ramah dari mang Pul sendiri. Para pelanggan boleh memesan lagu yang mereka inginkan, sambil menikmati santapan yang dipesan. Untuk urusan musik ini, mang Pul memang merupakan pengkoleksi kaset sejak dia masih bekerja dulu. Maka kloplah sudah warungnya bukan sekedar warung biasa tapi warung yang mempunyai sedikit kelebihan.

Tak jarang juga para pengunjung warung datang secara bersamaan. Sambil menunggu menu yang di pesan, terjadilah obrolan-obrolan singkat diantara mereka, yang pada akhirnya membuat suasana keakraban. Obrolan menu utama "Si Betok" sampe ke cewek bule selalu menambah cerianya warung mang Pul. Apalagi kalo Mpok Pea mampir ke warung tuk melihat apakah masih cukup persedian masakannya, tambah serulah warung mang Pul dengan kicauan cerewet si Mpok.

Tak terasa sudah 2 bulan berjalan, usaha warung mulai ramai dikunjungi dan semakin eksis. Cukup lega hati mang Pul, ia pun tetap bersemangat untuk berusaha lebih giat lagi demi kesuksesan warung pojoknya. Dalam waktu luangnya ia tetap berfikir apalagi yang bisa ia kerjakan agar warungnya menjadi sebuah restoran bahkan restoran yang tenar dan megah.

Tiba-tiba...........GEDUBRAKKKKK !!!!!!!!!!!!!mang Pul berteriak lantang :"ADUUUUUUUHHHHHHHH".


Dari belakang terdengar ocehan Emaknya, :"IPUL.........IPUL......., sudah berapakali emak bilang jangan suka tertidur dikursi, dasar anak pemalas sudah besar tapi tidak bekerja. Kerjamu cuma molor sepanjang hari. Apa yang bisa kau kerjakan untuk membantu emak yang sudah tua ini?".




(from vera)