Kamis, 31 Juli 2008

dari Irsan....

Hail, Caesar !!!
Gaius Julius Caesar mengutarakan kisahnya :

Dalam kampanye ke negeri Galia, kutemukan seorang anak muda pemalu yang bersahaja. Dia masih sangat muda. Namun sinar matanya mensiratkan pandangan yang jauh ke depan. Dari caranya berbicara yang kudengar, kuketahui bahwa dia memiliki pandangan apa yang ingin dilakukannya pada dasawarsa ke depan. Dia punya potensi semangat yang bagus.
Setelah menyelesaikan level pendidikan pada strata awal dengan cemerlang, si pemuda melangkah ke level pendidikan yang lebih tinggi di wilayah Alesia, Galia. Banyak hal baru yang dijumpainya. Lingkungan, sahabat, mata pendidikan dan cara berpakaian adalah bagian dari sesuatu yang baru itu. Pada paruh tahun pertama, dia masih ragu apakah dia akan dapat menjadi yang terunggul di lingkungannya sebagaimana masa terdahulu. Pemuda sederhana dari kalangan yang sangat sederhana itu tidak memiliki apa-apa kecuali semangat berpendidikan. Itu satu-satunya harta berharga yang dimilikinya. Dan satu-satunya cara untuk memelihara harta itu adalah dengan memlihara keunggulan prestasi. Jika itu tidak dicapai, maka akan musnahlah segalanya. Dan itu sangat menakutkan. Rasa cinta pun harus dikalahkan jika itu dapat merongrong keunggulan. Sungguhpun itu akhirnya tercetus, dan tidak membahagiakan pada akhir kisahnya.
Di Alesia pula dia menemukan sahabat-sahabat sejati di hatinya. Juga cinta sejatinya. Dan rasa cinta itu pun merupakan bagian dari pompa semangatnya yang tentu saja dengan tanpa kesadaran pada si pengambil hati.
Pada akhirnya pun dengan susah payah dia dapat mengakhiri pendidikannya di Alesia dengan gemilang. Dengan kegemilangan itu, dia dapat melanjutkankan studinya ke kota abadi, Roma. Kota dunia yang menjadi idaman seluruh penduduk republik Romawi kala itu. Kota gemerlap yang menawan, dengan gaya hidup masyarakatnya yang memikat.
Namun sesuatu hal yang penting. Selama beberapa tahun di Alesia, diperolehnya mutiara hidup yang sangat berharga bahwa semangat sangat jauh lebih berharga dari pada materi yang ada. Semangat itulah yang kelak akan membuahkan arah jalan hidupnya yang gemilang. Buah dari semangat itu menentukan titik balik yang sangat menentukan hidupnya. Itu terjadi pada 24 Agustus, lima tahun setelah dia menginjakkan kaki di Alesia. Tanggal itu akan selalu diperingati olehnya dengan penuh syukur setiap tahun.

Hail, Caesar !!!
Julius Caesar terus berkisah,

Beberapa tahun berlalu Galia dapat kutaklukan, Alesia dapat kukalahkan dan kurebut dengan kemenangan yang gilang gemilang. Tentu pemuda itu sudah tidak bermukim di Alesia. Bilamana aku berkunjung ke Roma dan bilamana dapat singgah ke Alesia, dapat kupandangi institusi studinya masih berdiri kokoh di situ. Dia bagian dari institusi itu. Dia bagian yang cukup signifikan di masanya.

Kini, aku menjelang berkunjung kembali ke Alesia.

Tidak ada komentar: